SEJARAHDAERAH NUSA TENGGARA TIMUR. Fadil Wtulu. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 34 Full PDFs related to this paper. Read Paper. Download Download PDF. Download Full PDF Package.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan kalau tak kenal maka tak sayang. Nah, berikut ini ada cerita rakyat dari Sumbawa berjudul Tanjung Menangis yang menarik untuk disimak. Yuk, langsung dicek saja!Sama seperti provinsi lainnya di Indonesia, Nusa Tenggara Barat memiliki kisah legenda yang sayang sekali kalau dilewatkan. Salah satunya yang nanti bisa kamu baca di sini adalah cerita rakyat Tanjung Menangis yang berasal dari daerah masuk ke cerita, kamu harus tahu dulu kalau Tanjung Menangis merupakan sebuah tempat wisata yang begitu indah. Namun siapa sangka di balik keindahannya, ada sebuah legenda yang tragis yang seperti kisah lengkapnya? Daripada semakin penasaran, mending langsung cek saja cerita rakyat Tanjung Menangis di bawah ini. Selain ceritanya, kamu pun dapat menmukan ulasan unsur intrinsik dan fakta Rakyat Asal Usul Tanjung Menangis Asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Sumber Indonesia Kaya Pada zaman dahulu kala di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, ada sebuah kerjaan yang dipimpin oleh seorang datu atau raja. Raja tersebut diberi gelar Datu Samawa. Sang raja memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik. Kecantikannya itu tersohor hingga ke negeri tetangga. Namanya adalah Putri Lala Intan Bulaeng. Putri raja itu tak hanya memiliki paras yang cantik, tetapi juga kepribadian yang baik. Maka dari itu, ia begitu dicintai oleh rakyatnya. Hingga pada suatu hari, Putri Lala tiba-tiba terjangkit sebuah penyakit yang aneh. Sang raja tentu saja berusaha untuk menyelamatkan putrinya. Namun, semua usaha yang telah dilakukan nampaknya belum membuahkan hasil. Datu Samawa bahkan meminta bantuan pemimpin kerajaan lain, yaitu Datu Dompu dan Datu Bima untuk mencari tabib sakti guna menyembuhkan putrinya. Sayangnya, lagi-lagi usaha mereka menemui jalan buntu. Mengadakan Sayembara Bertahun-tahun sudah Putri Lala Intan Bulaeng mengidap penyakit aneh. Namun selama itu pula, masih belum ada yang mampu menyembuhkannya. Raja kemudian merasa sangat putus asa. Terlebih lagi, ia juga tidak tega melihat istrinya yang setiap hari menangis meratapi kondisi anak perempuannya. Sang raja kemudian memanggil para penasihatnya. Ia ingin meminta pendapat dari mereka mengenai tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Dari pertemuan tersebut kemudian diputuskan supaya raja mengadakan sayembara. Kemudian katanya, “Barang siapa dapat menyembuhkan putriku yang sedang sakit parah nanti akan kuberi hadiah.” “Jika perempuan akan kuangkat sebagai anak. Namun jika laki-laki, nanti akan kujadikan menantu, ” lanjutnya. Baca juga Dongeng Burung Tempua dan Burung Puyuh Beserta Ulasannya, Pengingat Bahwa Tiap Orang Punya Selera Berbeda Perjalanan Kesembuhan Sang Putri Para utusan raja kemudian menyebar untuk membagikan perihal sayembara itu. Ada yang menuju ke arah barat, timur, selatan, dan utara. Dengan begitu, semakin banyak orang yang mendengar dan mengikuti sayembara, semakin cepat pula putri disembuhkan. Berita tentang sayembara itu terdengar hingga seantero negeri. Semua orang yang merasa mampu menyembuhkan sang putri boleh mengikutinya. Kabar sayembara tersebut sampai juga ke Pulau Sulawesi. Banyak tabib dari daerah tersebut kemudian menjajal peruntungannya untuk menyembuhkan sang putri. Para tabib sakti yang datang memang kebanyakan berasal dari tempat yang jauh-jauh. Mereka mengerahkan semua kemampuan untuk mengobati sang putri. Sayangnya, tak ada satu pun yang berhasil. Raja tentu saja merasa begitu sedih mengetahui fakta tersebut. Akan tetapi, ia masih berharap ada keajaiban yang akan menyelamatkan putrinya. Datanglah Seorang Kakek-Kakek Hari berganti hari, keadaan sang putri tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Hingga pada suatu hari, ada seorang kakek tua yang sudah renta bernama Daeng Paringgi datang ke istana. Ia datang jauh-jauh dari Ujung Pandang untuk mengikuti sayembara meski jalannya sudah susah dan menggunakan tongkat. Setelah diizinkan masuk dan menghadap raja, kakek itu memohon izin untuk mengikuti sayembara menyembuhkan Putri Lala Intan Bulaeng. Katanya, “Ampun beribu ampun, Baginda. Hamba ke mari memberanikan diri untuk mengikuti sayembara yang diadakan oleh Baginda. Apakah Baginda memperkenankan hamba untuk mengikutinya?” “Tentu saja, semua orang berhak mengikuti sayembara yang kuadakan,” jawab sang raja. Kakek tersebut kemudian diantar oleh beberapa pengawal untuk bertemu menemui Putri Lala Intan Bulaeng. Mereka kemudian berjalan menuju sebuah bukit yang terletak di sebalah timur istana. Di sana, sang putri telah tidur di atas bale-bale yang sekelilignya ditutup oleh kain putih. Setelah itu, pengawal yang mengantar menjaga di luar bale. Kemudian, Daeng Paringgi masuk ke dalam balai tersebut. Laki-laki tua kemudian berdoa sebelum mencoba untuk menyembuhkan sang putri. Atas kuasa Tuhan, perempuan itu pun akhirnya sembuh. Baca juga Cerita Rakyat Asal-Usul Ikan Pesut Mahakam dan Ulasan Menariknya, Sebuah Pelajaran Bagi Orang Tua Raja Bahagia Putrinya Sembuh Putri Lala Bulaeng yang sudah sembuh kemudian bersama-sama dengan Daeng Paringgi dan beberapa pengawalnya menghadap raja. Ketika melihat sang putri di hadapannya sudah sembuh, tentu saja membuatnya merasa sangat bahagia. Sesuai dengan perjanjian, seharusnya Datu Samawa menjadikan Daeng Paringgi sebagai menantunya. Namun, melihat fisik sang tabib yang sudah begitu tua, sang raja tentu saja tidak tega jika putri cantiknya menikah dengan lelaki itu. Ia lalu berubah pikiran. Katanya, “E… Daeng, rasa terima kasihku tak terhingga terhadap Daeng karena telah menyembuhkan putriku. Maka sekarang, aku akan memberimu hadiah yang sangat banyak.” “Jika Daeng menginginkan uang, maka aku akan memberikannya. Jangankan uang, emas permata, atau harta apa pun itu akan aku berikan,” lanjutnya. Mendengar hal tersebut, tentu saja Daeng Paringgi merasa kecewa. Ia sedih karena tiba-tiba sang raja mengingkari janjinya. Dengan sopan, laki-laki tua itu menolak hadiah yang diberikan oleh sang raja. Ia lalu berjalan keluar meninggalkan istana. Di lain sisi, Putri Lala Bulaeng merasa iba setelah melihat wajah sedih Daeng Paringgi saat keluar istana. Ia kemudian berlari mengejar pria itu menuju ke ujung tanjung. Kebenaran tentang Daeng Paringgi Dari jarak yang tidak begitu jauh, sang putri melihat Daeng Paringgi menaiki sampannya. Saat itu juga, keajaiban pun terjadi. Kakek tua yang renta tersebut berubah menjadi seorang pemuda yang begitu tampan dan gagah. Seketika itu, Putri Lala Bulaeng merasa jatuh cinta. Wanita muda itu lalu menghampiri sang pemuda. Katanya, “Apakah benar Tuan adalah kakek tua yang mengobatiku tadi?” “Iya benar, Putri. Kakek tua tadi adalah perwujudan hamba. Nama hamba yang sebenarnya adalah Zainal Abidin. Hamba berasal dari Kerajaan Gowa.” Sang putri kemudian mengangguk dan berkata, “Tuan, mari menghadap Ayahanda bersama-sama. Tuanlah yang seharusnya menjadi suamiku sesuai dengan sayembara yang telah diucapkan ayahandaku.” Akan tetapi, usulan Putri Lala Bulaeng itu tidak disetujui oleh sang pemuda. “Maafkan hamba, Putri. Namun, hamba tidak bisa kembali ke istana lagi.” “Hamba tidak memiliki keberanian untuk menghadap sang raja. Karena siapalah hamba ini yang hanya datang dari pulau seberang,” katanya sambil tersenyum. Baca juga Dongeng Ikan Mas Ajaib dan Pohon Emas Beserta Ulasannya, Pengingat Agar Selalu Tulus Melakukan Segala Hal Kejadian yang Tragis pun Terjadi Putri Intan Lala Bulaeng kemudian terdiam sejenak. Ia memikirkan cara untuk meyakinkan Zainal Abidin supaya mau kembali ke istana. Lalu katanya, “Siapa pun Tuan dan dari mana datangnya, apabila pandai membawa diri dan elok menempatkan sikap, maka akan jadi saudaran sejiwa.” “Jika Tuan tetap tidak bersedia, maka saya akan tetap berada di sini,” sumpahnya. Perkataan tersebut membuat sang pemuda terhenyak. Namun, ia memang sudah berbulat hati untuk pergi dan mengikhlaskan sang putri. “Maafkan hamba, Putri. Tapi, hamba tetap tidak bisa. Semoga suatu hari nanti, kita dipertemukan lagi jika Tuhan mengizinkan,” putusnya. Ia kemudian mengayuh sampannya dan pergi menjauh dari sang putri. Putri Lala Intang Bulaeng merasa sangat sedih karena ditinggal oleh cinta pertamanya. Ia pun menangis sejadi-jadinya. Tanpa sadar, sang putri berlari mengejar pujaan hatinya hingga sampai ke tengah laut. Akhirnya, wanita yang malang tersebut meninggal karena tenggelam. Sejak saat itu, tempat itu kemudian diberi nama Tanjung Menangis untuk mengenang kisah sedih kedua sejoli ini. Baca juga Kisah Rapunzel Si Putri Rambut Panjang Versi Grimm Bersaudara dan Ulasan Lengkapnya Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Sumbawa Tanjung Menangis Sumber Wikimedia Commons Menurutmu bagaimana cerita lengkap legenda Tanjung Menangis asal Sumbawa ini? Seru sekali, kan, pastinya? Nah selanjutnya, di sini kamu akan menyimak mengenai unsur-unsur intrinsik yang membangun cerita tersebut. Mari langsung saja dilanjutkan membacanya! 1. Tema Tema dari legenda Tanjung Menangis asal Sumbawa ini adalah menepati janji yang telah diucapkan. Jika tidak, akan ada banyak pihak yang tersakiti. Jika saja Datu Samawa menepati janjinya, Daeng Paringgi dan Putri Lala Intan Bulaeng pasti sudah menikah. Hal itu akan menyelamatkan Daeng dari rasa kecewa dan sang putri dari patah hati. 2. Tokoh dan Perwatakan Dari cerita rakyat Tanjung Menangi asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ini, ada tiga tokoh yang akan dibahas lebih dalam. Ketiga tokoh tersebut adalah Datu Samawa, Daeng Paringgi, dan Putri Lala Intan Bulaeng. Datu Sawama sebenarnya adalah seorang raja yang begitu mencintai rakyatnya. Ia juga seorang ayah yang sangat menyayangi putrinya. Segala usaha ia lakukan untuk kesembuhan sang putri. Hanya saja, dirinya tidak bisa memegang teguh janjinya. Dengan seenaknya, ia membatalkah hadiah sayembara dan menggantinya begitu saja setelah melihat fisik dari sang tabib yang menyembuhkan anaknya. Setelah itu, ada Daeng Paringgi. Ia merupakan seseorang yang baik dan bijak. Dirinya datang jauh-jauh dari Sulawesi untuk mencoba menyembuhkan putri. Meskipun raja tiba-tiba mengubah hadiahnya, ia menerimanya dengan lapang dada dan tidak memilih jalan kekerasan. Kemudian yang terakhir tentu saja ada Putri Lala Intan Bulaeng. Wanita ini adalah wanita berparas cantik dan baik hati. Sayang sekali, ia harus mengalami jatuh cinta dan patah hati di saat yang bersamaan karena ayahnya yang mengingkari janji. 3. Latar dari Cerita Rakyat Tanjung Menangis Asal Sumbawa Secar umum, latar belakang dari cerita rakyat Tanjung Menangis ini terjadi di Nusa Tenggara Barat, tepatnya daerah Sumbawa. Namun tenang saja, kamu pun bisa menemukan latar spesifiknya di sini. Beberapa yang sudah disebutkan adalah kerjaan, bukit samping kerajaan, dan laut. Selanjutnya, latar suasanya yang paling mendominasi dalam kisah ini adalah kesedihan dan kekecewaan. 4. Alur Seperti kebanyakan legenda-legenda yang mungkin telah kamu baca, cerita rakyat asal sumbawa berjudul Tanjung Menangis ini menggunakan alur maju. Kisahnya dimulai dengan Putri Lala Intan Buleang yang memiliki penyakit aneh. Datu Samawa sudah mengundang banyak sekali tabib sakti untuk menyembuhkannya. Namun, hasilnya tetap saja nihil. Hingga akhirnya, ia mengadakan sayembara. Nah ternyata, yang berhasil mengobati sang putri adalah seorang kakek yang sudah renta. Sayangnya, sang raja kemudian mengingkari janji karena tidak rela kalau putrinya menikah dengan laki-laki tua itu. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah sang kakek tua merupakan jelmaan seorang pemuda tampan dan Putri Lala pun jatuh cinta padanya. Namun kemudian, laki-laki itu tetap pergi. Sang putri pun patah hati dan tenggelam ke laut saat mengejar pujaan hatinya. 5. Pesan Moral dari Cerita Rakyat Tanjung Menangis Lewat legenda tersebut, kamu bisa memetik banyak sekali pelajaran. Salah satunya yaitu jangan pernah mengingkari janji yang kamu buat. Lihat saja, akibat perbuatan raja yang ingkar janji, ia malah harus kehilangan anak perempuannya. Selanjutnya, setiap orang tua tentu saja menyayangi anak-anaknya. Namun, terkadang mungkin ada caranya yang salah. Contohnya bisa kamu baca lagi cerita di atas. Selanjutnya, jangan pernah menilai seseorang hanya karena fisiknya. Bukankah penampilan tidak menjamin segalanya? Dan yang terakhir, kamu harus menyadari bahwa hidup ini terkadang memang tidak bisa diduga. Kamu mungkin akan mengalami kekecewaan, tapi bukan berarti kamu bisa melampiaskannya dengan amarah. Contohlah Daeng Paringgi yang lapang dada menerima kekecewaannya. Tak hanya unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan unsur ekstrinsik yang membangun kisah Tanjung Menangis asal sumbawa ini. Unsur ekstrinsik itu meliputi nilai-nilai yang telah dipegang teguh, latar belakang penulis, dan juga masyarakatnya. Baca juga Kisah Kupu-Kupu Berhati Mulia & Ulasan Menariknya, Pengingat untuk Selalu Berbuat Baik pada Siapa Saja Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Tanjung Menangis dari Sumbawa Sumber Indonesia Traveler Nah tadi, kan, kamu sudah membaca cerita lengkap beserta ulasan singkat unsur-unsur intrinsiknya. Nah selanjutnya, masih ada fakta-fakta dari cerita rakyat Tanjung Menangis yang menarik utnuk disimak. 1. Memiliki Versi Cerita Lain Fakta menarik yang pertama adalah cerita rakyat Tanjung Menangis asal Sumbawa ini memiliki versi lain. Namanya juga legenda yang dulunya diceritakan secara turun temurun, perbedaan versi dan nama tokoh adalah hal yang lumrah. Nah, kalau di versi yang satu ini, sewaktu Daeng Paringgi kelaur dari istana, Putri Lala Intan Bulaeng berteriak histeris menangisi kepergiannya. Hal itu kemudian membuat penyakit sang putri datang kembali. Karena tidak tega, Daeng Paringgi kembali datang ke istana mengobati sang putri. Nah di sinilah, lelaki tua itu berubah menjadi laki-laki tampan yang membuat sang putri jatuh hati. Namun kemudian, ada seorang pengawal yang melihat kalau Daen Paringgi memeluk sang putri dan mengadukannya pada raja. Raja tentu saja marah karena berpikiran kalau putrinya dilecehkan. Akhirnya, sang raja menyuruh pengawalnya untuk membunuh pemuda itu. 2. Tempat Wisata Tanjung Menangis Tanjung Menangis yang legendanya kamu baca di atas bukanlah sebuah tempat khayalan. Tempat wisata ini benar-benar ada dan terkenal karena keindahannya. Wisata Tanjung Menangis terlatak di Kecamatan Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tempat ini masih terlihat begitu asri dan sejuk. Tak hanya menarik wisatawan lokal, rupanya tempat ini juga sudah di kalangan wisatawan mancanegara. Namun sayang sekali, akses menuju ke sama masih terbilang cukup susah. Sudah Puas Membaca Cerita Rakyat Tanjung Menangis Asal Sumbawa di Atas? Demikanlah cerita beserta ulasan lengkap dari cerita rakyat Tanjung Menangis asal Sumbawa yang bisa kamu simak di sini. Semoga menghibur dan kamu bisa memetik pelajara berharga dari kisah tersebut. Selain cerita di atas, kamu pun dapat menyimak berbagai legenda dari daerah yang sayang jika dilewatkan. Beberapa contohnya adalah legenda Putri Tangguk, asal mula Sungai Mahakam, dan kisah Bunga Mawar Merah yang sombong. Kalau mencari kisah nabi, fabel, atu dongeng dari luar negeri juga ada, lho. Tunggu apalagi? Pokoknya, baca terus PosKata, yuk! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.

CeritaRakyat dari Kalimantan Tengah - Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Kota Palangkaraya. Berdasarkan sensus tahun 2010, provinsi Kalimantan Tengah ini memiliki populasi 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan. Dari daerah Maluku, ada banyak sekali kisah yang menarik untuk disimak. Salah satunya adalah legenda Nenek Luhu atau yang juga dikenal sebagai asal mula terjadinya laguna Air Putri di Maluku. Kira-kira seperti apa kisahnya? Kalau penasaran, langsung saja simak selengkapnya berikut ini, ya!Kamu mungkin kurang familier dengan legenda Nenek Luhu asal daerah Maluku ini. Namun karena ada pepatah yang berbunyi tak kenal maka tak sayang, maka dari itu kamu harus membaca yang juga dikenal sebagai cerita rakyat terjadinya Laguna Air Putri ini menarik sekali untuk disimak. Kisahnya nggak kalah seru jika dibandingkan dengan yang lainnya, lho. Tidak hanya menghibur, tetapi ceritanya juga memiliki pesan moral yang baik untuk dijalankan dalam kehidupan ringkasan cerita legenda Nenek Luhu, di sini kamu pun akan menemukan ulasan unsur intrinsik, dan fakta menariknya. Daripada semakin nggak sabar, mending langsung saja cek kisah lengkapnya di bawah ini, yuk! Selamat membaca! Sumber Gambar Rumah Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Luhu di Pulau Seram, Maluku. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Raja Gimalaha. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Luhu sangatlah makmur dan sentosa. Terlebih lagi, wilayahnya memang dikenal sebagai salah satu penghasil cengkeh yang besar. Sang raja memiliki seorang istri bernama Puar Bulan dan memiliki tiga orang anak, yaitu Ta Ina Luhu, Sabadin Luhu, dan Kasim Luhu. Semua anak-anaknya memiliki kepribadian yang baik, namun yang paling menonjol adalah si putri sulung, Ta Ina Luhu. Gadis itu tidak hanya cantik, tetapi juga mandiri, cekatan, dan tegas. Hingga pada suatu hari, datanglah penjajah Belanda ke wilayah Kerajaan Luhu. Mereka memang sudah lama mengincar wilayah tersebut karena tergiur dengan rempah-rempah yang dimilikinya. Tanpa buang-buang waktu lagi, para penjajah tersebut menyerang Kerajaan Luhu. Keadaan menjadi kacau balau karena pertempuran yang sengit. Karena memiliki senjata yang lebih canggih, Belanda tentu saja menang dan dapat mengalahkan rakyat Luhu dengan mudah. Dalam waktu singkat, mereka bisa menguasai kerajaan. Semua anggota kerajaan tewas terbunuh, hanya Ta Ina Luhu yang selamat. Meskipun begitu, para penjajah itu tidak tinggal diam. Mereka menangkap sang putri lalu dibawa ke Ambon untuk dijadikan istri dari panglima perang Belanda. Nasib Ta Ina Luhu Ketika sudah sampai di Ambon, Ta Ina Luhu tentu saja menolak untuk menikah dengan orang menyebabkan keluarganya tewas dan negerinya hancur. Namun, penolakan tersebut tidak diterima baik oleh sang panglima. Lantas apa yang terjadi selanjutnya? Tentu saja, wanita tersebut diperlakukan tidak baik dan bahkan sempat dilecehkan. Merasa tidak sanggup terus menerus mengalami hal seperti ini, ia pun berusaha mencari cara untuk pergi dari sana. Pada suatu hari, Ta Ina Luhu berhasil mengelabui tentara Belanda dan kabur dari Ambon. Ia berlari dan terus berlari hingga akhirnya tiba di sebuah kerajaan bernama Soya. Beruntungnya, tak hanya disambut dengan hangat, tetapi ia juga diperlakukan dengan baik di sana . Dirinya sudah dianggap sebagai saudara sendiri di tempat tersebut. Tak ayal, hal itu membuat hatinya merasa terenyuh dan merindukan keluarganya yang telah tiada. “Ayah, Ibu, Sabadin, Kasim, beta rindu sekali dengan kalian. Beta berharap semoga kalian tenang di sana,” lirihnya sembari terisak. Ta Ina Luhu merasa sangat aman dan nyaman tinggal di kerajaan Soya. Namun sepertinya, hal tersebut tidak berlangsung lama karena beberapa bulan kemudian ia diketahui sedang mengandung. Karena tak mau semakin merepotkan keluarga Soya, ia berencana untuk kabur. Pada suatu malam, wanita itu menjalankan rencananya untuk pergi dari kerajaan tersebut. Ia diam-diam pergi melalui pintu belakang istana dan membawa serta seekor kuda putih yang tengah ditambatkan di sebuah pohon tak jauh dari sana. Sebelum benar-benar pergi, ia bergumam, “Maafkan beta karena harus pergi dengan cara seperti ini. Beta tidak mau terus-terusan merepotkan keluarga kalian. Jangan cari dan relakan beta pergi.” Setelah itu, ia pun pergi dengan menaiki kuda putihnya. Baca juga Kisah Si Kancil dan Si Gajah beserta Ulasan Lengkapnya, Fabel Menarik yang Mengandung Pesan Bermakna Perjuangan pun Dimulai Ta Ina Luhu sendirian menyusuri hutan yang begitu sunyi. Ia sebenarnya tidak memiliki tujuan. Namun, dirinya tak memiliki pilihan selain terus memacu kudanya dan berharap menemukan tempat persembunyian yang aman. Berhari-hari, wanita itu hidup di jalanan hingga kemudian tibalah ia di puncak gunung. Ia berhenti di sana sejenak untuk melepaskan lelah setelah melakukan perjalanan yang sangat jauh. Pemandangan yang ia lihat dari puncak begitu indah sehingga mampu mengusir lelah dan membuat perasaannya sedikit lebih baik. “Negeriku… keindahanmu benar-benar membuatku begitu terpesona,” ucapnya. Setelah berkata demikian, dirinya tiba-tiba jatuh dari kudanya dan tidak sadarkan diri saking lelahnya. Ia baru bangun lagi keesokan harinya dengan kondisi perut yang begitu kelaparan. Sayangnya, di tempat itu tidak banyak makanan yang bisa ditemukan. Hanya ada rumput untuk memberi makan kudanya dan beberapa jambu biji yang masih tergantung di sebuah pohon tak jauh dari situ. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia mengambil buah jambu tersebut lalu memakannya sekadar untuk mengganjal perut. Pencarian Putri Ta Ina Luhu Sementara itu di tempat lain, Raja Soya tengah kebingungan mencari keberadaan Ta Ina Luhu. Ia memerintahkan semua pengawal untuk mencarinya di sekitar istana, tapi hasilnya masih nihil. “Ampun, Baginda. Kami sudah mencarinya ke mana-mana, tapi keberadaan Putri Ta Ina Luhu belum bisa ditemukan. Hanya saja, kuda putih milik Baginda tidak ada, sepertinya sang putri membawanya serta.” Mendengar kata-kata tersebut, sang raja tidak marah tetapi malah semakin khawatir dengan keadaan sang putri. Terlebih lagi, wanita itu sedang mengandung. Tanpa pikir panjang lagi, lelaki tersebut kemudian memanggil semua pejabat istana dan melakukan rapat. Katanya, “Aku ingin kalian mengumpulkan para pemuda untuk membantuku mencari Putri Ta Ina Luhu dan membawanya pulang dalam keadaan selamat.” “Baik, Baginda. Perintah Baginda akan kami laksanakan,” jawab salah seorang mewakili. Setelah itu mereka semua bergegas untuk melakukan titah raja. Ratusan pemuda sudah dikumpulkan dan dibagi dalam kelompok-kelompok supaya mempermudah pencarian. Mereka mencari sang putri dengan mengikuti jejak-jejak kuda yang tertinggal. Baca juga Kisah dari Nusa Tenggara Barat, Kembang Ander Nyawe Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Kamu Simak Semakin Jauh Melarikan Diri Putri Ta Ina Luhu yang sedang berada di puncak gunung sayup-sayup mendengar teriakan yang memanggil namanya. Kemudian, sadarlah ia kalau Raja Soya pasti menyuruh orang-orang untuk mencarinya. Maka dari itu, ia memutuskan untuk pergi dari situ. Beberapa saat setelah sang putri pergi, salah satu rombongan raja tiba di tempat itu. Tentu saja mereka tak menemukannya, yang ada hanyalah sisa-sisa kulit dan biji dari jambu yang dimakannya. Lalu oleh orang-orang tersebut, tempat itu diberi nama Gunung Nona. Karena benar-benar tak mau ditemukan, sang putri semakin memacu kudanya dengan cepat untuk menuruni lereng gunung. Hingga sampailah ia di sebuah pantai bernama Amahusu. Angin di tempat tersebut begitu kencang sehingga menerbangkan topi yang dipakainya. Ketika hendak mengambil topinya, entah mengapa benda tersebut tiba-tiba berubah menjadi batu. Nah, batu tersebut lalu diberi nama Batu Capeu. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, wanita tersebut meneruskan perjalanannya hingga ke Ambon. Namun di tengah perjalanan, ia merasa benar-benar haus sehingga berhenti di sebuah sumber air. Di sana, dirinya minum sepuasnya. Mata air inilah yang nantinya dinamakan Air Putri. Menghilang Secara Misterius Ta Ina Luhu memutuskan beristirahat sejenak di tempat tersebut sebelum kembali lagi ke puncak Gunung Nona. Namun tak berapa lama kemudian, lagi-lagi ada teriakan yang memanggil-manggil namanya. Hal tersebut tentu saja membuatnya gusar. Meskipun berusaha menghindar lagi, kali ini ia kalah cepat dengan rombongan yang diutus sang raja. Ia tak sempat kabur karena sudah dihadang oleh mereka. “Putri… Mari pulanglah bersama kami. Sang raja sudah menunggumu di istana,” kata salah seorang dari mereka. Karena sudah terjebak, Ta Ina Luhu turun dari kudanya dan berlutut. Ia berdoa kepada Tuhan supaya tidak dibawa pulang ke istana. “Tuhan… tolonglah Beta. Beta tak mau kembali ke istana dan merepotkan orang lain lagi. Beta hanya ingin hidup sendiri.” Saat salah seorang dari rombongan mendekat ke arah sang putri, tiba-tiba wanita tersebut menghilang begitu saja. Sontak, hal itu membuat semua orang yang menyaksikannya begitu terkejut. Mereka pun pulang dengan tangan hampa. Akan tetapi sejak peristiwa tersebut, ada sebuah mitos yang berkembang di Maluku mengenai Ta Ina Luhu. Katanya, wanita tersebut sering muncul dengan kaki separuh manusia dan separuh kuda pada saat Ujang Panas hujan turun, namun cuaca tetap panas. Bersamaan dengan hal tersebut, akan ada anak-anak yang hilang dan Ta Ina Luhulah yang diduga menculiknya. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Unsur-Unsur Intrinsik Legenda Nenek Luhu Sumber Wikimedia Commons Setelah menyimak ringkasan cerita legenda Nenek Luhu, selanjutnya di sini kamu akan menemukan ulasan singkat unsur-unsur intrinsik dari kisah tersebut. Berikut penjelasannya 1. Tema Tema atau inti cerita dari legenda Nenek Luhu adalah tentang seorang perempuan yang tidak mau terus-terusan bergantung pada orang lain dan berutang budi. Maka dari itu, ia memilih untuk kabur dan hidup sendiri karena tak mau terlalu banyak merepotkan orang yang telah menolongnya. 2. Tokoh dan Perwatakan Dalam legenda Nenek Luhu ada beberapa tokoh yang akan dibahas dengan lebih mendalam. Yang pertama tentu saja adalah Ta Ina Luhu. Ia merupakan seseorang putri yang berparas cantik dan berkepribadian baik. Hanya saja, ia bertekad untuk hidup sendiri karena tidak enak terus-terusan bergantung pada orang lain. Ia merasa dirinya sudah terlalu banyak merepotkan dan berutang budi. Selanjutnya, ada panglima perang Belanda yang begitu kejam. Ia tak hanya menghancurkan kerajaan Ta Ina Luhu, tetapi juga membunuh keluarganya dan melecehkan dirinya. Kemudian di urutan terakhir adalah Raja Soya. Pria tersebut adalah orang yang baik. Ia mau menolong sang putri yang tengah mengalami kesusahan. 3. Latar Karena legenda Nenek Luhu atau yang juga dikenal sebagai cerita rakyat terjadinya laguna Air Putri ini berasal dari Maluku, maka sudah jelas jika ceritanya menggunakan latar tempat di daerah tersebut. Namun, di dalam cerita juga sudah dituliskan beberapa latar tempat yang lebih spesifik, yaitu istana Kerajaan Luhu, hutan, Ambon, istana Kerajaan Soya, dan masih banyak lagi. Untuk latar waktunya, beberapa juga sudah disebutkan dalam cerita. Contohnya adalah keesokan hari, pada malam hari, dan beberapa bulan kemudian. 4. Alur Legenda Nenek Luhu Dongeng yang telah kamu di atas menggunakan menggunakan alur maju. Kisahnya bermula dari penjajah Belanda yang menyerang Kerajaan Luhu, membunuh semua anggota kerajaan, dan hanya Putri Ta Ina Luhu yang selamat. Sang putri lalu dibawa paksa ke Ambon. Setelah mengalami penyiksaan, ia akhirnya berhasil kabur dan diangkat menjadi keluarga Kerajaan Soya. Namun saat mengetahui kalau dirinya hamil, ia memilih kabur karena tidak mau semakin merepotkan keluarga angkatnya. Sang raja kemudian menyuruh pemuda dari wilayahnya untuk mencari Ta Ina Luhu. Pada akhirnya, rombongan pemuda itu pulang dengan tangan kosong karena sang putri tiba-tiba menghilang begitu saja. 5. Pesan Moral Pesan moral atau amanat yang bisa kamu ambil dari legenda Nenek Luhu ini adalah supaya kamu kuat untuk menjalani kehidupan. Hidup ini keras maka kamu harus tetap berjuang. Selain itu, jangan selalu bergantung dan mengandalkan kebaikan orang lain. Selagi kamu bisa melakukan hal apa pun itu sendiri atau mandiri, maka lakukanlah. Tak hanya unsur intrinsiknya saja, jangan lupakan pula unsur ekstrinsik dari legenda Nenek Luhu ini. Unsur ekstrinsik tersebut biasanya meliputi latar belakang masyarakat, penulis, dan nilai-nilai yang sudah lama dilakukan. Baca juga Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih dan Ulasannya, Kisah Si Burung Surga yang Mengandung Amanat Bermakna Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Terjadinya Laguna Air Putri di Maluku Sumber Twitter – papaOranje Tadi kamu sudah menyimak ulasan unsur intrinsiknya, kan? Nah, berikut ini ada fakta menarik dari kisah tersebut yang tidak boleh dilewatkan. 1. Laguna Air Putri Tadi, sudah disebutkan bahwa legenda Nenek Luhu memiliki kaitan erat dengan asal-usul Laguna Air Putri. Nah, obyek wisata tersebut tepatnya terletak di Desa Waiyoho, Kecamatan Seram Barat. Tempat ini sebenarnya adalah mata air yang muncul tepat di pinggiran pesisir pantai yang kemudian membentuk laguna. Uniknya, di laguna tersebut air tawar dari sumber mata air bercampur dengan air dari laut. Meskipun akses menuju ke sana bisa dibilang tidak mudah, tempat ini tetap menarik minat wisatawan, baik itu dari lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. Baca juga Legenda Watu Maladong dari Nusa Tenggara Timur, Batu Sakti yang Menyuburkan Sumba, Beserta Ulasan Menariknya Sudah Puas Menyimak Legenda Nenek Luhu di Atas? Demikianlah tadi kisah lengkap dari legenda Nenek Luhu atau asal-usul Laguna Air Putri dari Maluku beserta ulasannya yang bisa kamu simak di sini. Gimana? Tentunya tidak hanya bagus, tetapi ada nilai moral yang bisa kamu pelajari, kan? Nah, kalau misalnya kamu masih mencari cerita nusantara yang lain, mending langsung cek artikel-artikel PosKata, deh. Contohnya adalah asal usul Kota Malang, legenda Buaya Perompak dari Lampung, cerita Putri Tandampalik dari Sulawesi Selatan, dan masih banyak lagi. Oh iya, kalau kamu mencari fabel, dongeng dari Barat, dan kisah para nabi, di sini juga ada, lho. Lengkap banget, kan? Makanya, baca PosKata terus, yuk! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.
ሧշубու трαբоռЗвաвратυлα οψωкрω в
Срէхոсիճ чαтинε врեстዣΙγопсο ищጫሻаፔе ሒаճи
Ощαхуйаբ զи μаյОլօհխсн цጉծуциቯе
ሾሉጦи ዷаслεγ оկосаτуβጷኦՑա ኚճыկуκа ሠፂθያիሩен
LAPORANKEGIATAN PEMANTAUAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KAWASAN TAMAN NASIONAL PERAIRAN LAUT SAWU Dilaksanakan Atas Kerjasama Dewan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur (DKPP NTT) Dan The Nature Conservancy (TNC Pengaruh Penerapan 'Papadak' Terhadap Pengetahuan Dan Partisipasi Masyarakat Pada Upaya Konservasi Laut DI Rote Tengah
Cerita rakyat daerah Riau yang Kakak posting pada malam minggu ini bercerita tentang buruknya akibat sifat serakah. Cerita rakyat Riau ini sekalugus menceritakan asal muasal dari terbentuknya Pulau Senua. Wawasan adik-adik akan bertambah dengan membaca cerita rakyat kepulauan Riau yang kakak terbitkan malam hari ini. Selamat membaca. Cerita Rakyat Daerah Riau Asal Mula Pulau Senua Di kepulauan Natuna, ada sepasang suami istri, yaitu Baitusen dan Mai Lamah. Suatu hari, mereka merantau ke Pulau Bunguran agar bisa hidup lebih balk. Di Pulau Bunguran, mereka hidup bahagia. Para tetangga pun menyukai mereka. Mak Semah, seorang bidan kampung pun selalu bersedia menolong mereka jika salah satu di antara mereka ada yang sakit. Suatu hari, Baitusen menemukan sarang teripang, binatang laut yang mahal harganya jika dikeringkan dan dijual. Baitusen dan istrinya pun menjadi saudagar teripang yang kaya raya. Kehidupan yang mewah mengubah sifat Mai Lamah. la menjadi sombong dan pelit. Perempuan itu pun tidak mau lagi bergaul dengan para tetangganya yang miskin. Suatu hari, Mak Semah datang untuk meminjam beras. Mai Lamah membentaknya dan mengungkit tentang utang-utang perempuan itu. Mak Semah sangat sedih mendengar ucapan Mai Lamah. Sejak itu, para tetangga menjauhi Mai Lamah. Suatu waktu, tibalah saatnya Mai Lamah melahirkan. Mereka sudah memesan bidan dari pulau seberang, tetapi ia tak kunjung datang. Akhirnya, Baitusen mencoba meminta bantuan kepada Mak Semah dan tetangga lainnya. Namun, tak seorang pun mau menolong karena mereka pernah disakiti oleh Mai Lamah. Baitusen membawa istrinya ke pulau seberang untuk menemui bidan. Mereka menggunakan perahu. Mai Lamah meminta suaminya untuk membawa semua peti perhiasan dalam perahu mereka. Baitusen menuruti kemauan istrinya. Mereka membawa peti perhiasan, lalu menjalankan perahu itu. Ternyata, semakin ke tengah, gelombang laut semakin besar. Air masuk ke dalam perahu. Semakin lama muatan perahu semakin berat. Perahu tenggelam bersama seluruh perhiasan yang mereka bawa. Baitusen dan istrinya berusaha menyelamatkan diri. Mai Lamah berpegangan pada ikat pinggang suaminya. Mereka berusaha berenang ke tepian di tengah gelombang laut yang ganas. Tubuh Mai Lamah timbul dan tenggelam. Badannya berat, karena sedang mengandung dan ditambah banyaknya perhiasan yang ia pakai. Akhirnya, mereka sampai ke Pulau Bunguran Timur. Saat Mai Lamah yang sombong dan kikir menginjakkan kaki di pulau itu, tiba-tiba guntur menggelegar. Tampaknya, tanah Bunguran tidak mau menerima kedatangan perempuan itu. Tiba-tiba, tubuh Mai Lamah yang dalam keadaan mengandung berubah menjadi sebongkah batu besar. Lama kelamaan, batu tersebut berubah menjadi sebuah pulau. Masyarakat sekitar menamai pulau tersebut dengan Pulau Senua. Menurut bahasa masyarakat setempat “senua” adalah berbadan dua atau mengandung. Emas dan perak yang melilit tubuh Mai Lamah berubah menjadi burung walet. Pulau ini terletak di ujung Tanjung Senubing, Bunguran Timur. Sampai kini, Pulau Bunguran terkenal dengan sarang burung waletnya. Pesan moral dari Cerita Rakyat Daerah Riau Asal Mula Pulau Senua adalah Sifat kikir dan tamak akan mebawa celaka pada diri kita sendiri. Karena itu, kita harus saling tolong-menolong antar sesama. Baca cerita rakyat dari Riau lainnya pada artikel kami berikut ini Kumpulan Cerita Rakyat Daerah Riau dan Cerita Rakyat Riau Legenda Dayang Kumunah Daftar pustaka Navigasi pos
3E1r.
  • quytnt93mr.pages.dev/59
  • quytnt93mr.pages.dev/231
  • quytnt93mr.pages.dev/58
  • quytnt93mr.pages.dev/383
  • quytnt93mr.pages.dev/277
  • quytnt93mr.pages.dev/90
  • quytnt93mr.pages.dev/170
  • quytnt93mr.pages.dev/158
  • quytnt93mr.pages.dev/197
  • cerita rakyat dari nusa laut